GANGGUAN KEPRIBADIAN
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi
oleh
Erlina Sugi Heria 1104186
Annisa
Nur Pratiwi 1104163
Winda Prabaniti Wijaya 1104125
Gina Agytha Rahayu 1104166
Fadel Khafi 1104185
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gangguan Kepribadian”
ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Psikologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu
dosen pembimbing, atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga
kepada rekan-rekan sekelompok atas bantuan dan kerjasamanya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami berharap, dengan membaca
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat menambah wawasan
kita terutama dalam hal Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial,
khususnya bagi penanganan klien yang mengalami Gangguan Kepribadian. Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat mendukung dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Bandung, 1 Maret 2012
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………..…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Penulisan……………………………………………1
1.2 Tujuan
Penulisan…………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan
Kepribadian……………………………..……..2
2.2 Faktor Penyebab Gangguan
Kepribadian………………..…………....3
2.3 Gejala
Umum Gangguan Kepribadian………………………………...4
2.4 Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian…..…………………..5
2.5 Resiko Gangguan Kepribadian…………………………………………11
2.6 Treatment bagi Penderita Gangguan Kepribadian…………………….12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….……17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...….18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Penulisan
Gangguan kepribadian menurut Rusdi
Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose
Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe
implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas
lainnya yang tidak tergolongkan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah
umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi,
dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Sedangkan gangguan kepribadian
menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut
yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat
kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan
fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai
kelas gangguan kepribadian.
Jadi, pembuatan makalah ini
bermaksud agar kita lebih paham dan mengerti apa itu gangguan kepribadian serta
sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi untuk Peksos II dengan pokok bahasan Psikologi Abnormal.
1.2 Tujuan Penulisan
·
Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran yang
nyata tentang apa itu gangguan kepribadian.
·
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui apa itu pengertian dari gangguan
kepribadian
b.
Mengetahui faktor penyebab timbulnya gangguan
kepribadian
c.
Mengetahui gejala umum gangguan kepribadian
d.
Mengetahui klasifikasi
dan diskripsi gangguan kepribadian
e.
Mengetahui resiko gangguan kepribadian
f.
Treatment bagi gangguan kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Gangguan Kepribadian
Pengertian
Gangguan Kepribadian Menurut beberapa ahli :
v Koswara
(1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah bagaimana individu
menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.
v Maramis
(1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang
sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus
terhadap hidupnya.
v Rusdi Malim
(1998) yang merujuk pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa
III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan ambang,
historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas lainnya yang tidak
tergolongkan. Gangguan Kepribadian adalah istilah
umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi,
dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
v Kaplan dan
Saddock adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang
yang ditemukan pada sebagian besar orang. Kaplan dan Saddock mendefinisikan
kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai
kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya, kepribadian
relatif stabil dan dapat diramalkan.
Hanya jika sifat kepribadian tidak
fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang
bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan
kepribadian. Orang yang mengalami kepribadian biasanya memiliki tingkah laku
yang kompleks dan berbeda-beda berupa :
· Ketergantungan
yang berlebihan
· Ketakutan
yang berlebihan dan intimitas
· Kesedihan
yang mendalam
· Tingkah laku
yang eksploitatif
· Kemarahan
yang tidak dapat dikontrol
· Kalau
masalah mereka tidak ditangani
Gangguan kepribadian merupakan suatu
gangguan berat pada karakter dan kecenderungan perilaku pada individu. Gangguan
tersebut melibatkan beberapa bidang kepribadian dan berhubungan dengan
kekacauan pribadi dan sosial. Gangguan itu dapat disebabkan oleh faktor
hereditas dan pengalaman hidup pada awal masa kanak-kanak.
Diagnosa terjadinya gangguan
kepribadian pada seseorang yang di dasarkan pada bentuk perilaku, mood, sosial
interaksi, impulsif, dapat menjadi suatu hal yang kontroversial dan merugikan
individu bersangkutan, kebanyakan orang awam memberikan sebutan label atau
pelbagai stigma tertentu pada mereka. Akibatnya, individu tersebut semakin enggan
untuk berobat dan melakukan isolasi diri.
Kemunculan gangguan kepribadian
berawal kemunculan distres, yang dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan
tersebut dan berperilaku tertentu seperti orang mengalami distres pada umumnya.
Rendahnya fungsi interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan
kerja ikut memperburuk kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir,
menyimpan erat, mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan
antisosial.
Beberapa perilaku tersebut menganggu
individu dan aktivitas sehari-harinya, secara umum individu yang mengalami
gangguan kepribadian kesulitan untuk mempertahankan atau menlanjuti hubungan
dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang
kronis, atau kesulitan dalam mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang
muncul dalam dirinya.
Penderita gangguan kepribadian
mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga
orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan,
permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar. Problem
ketergantungan pada alkohol, gangguan mood, kecemasan dan gangguan makan,
melakukan hal-hal yang berbahaya terhadap diri sendiri, keinginan bunuh diri,
gangguan seksual sering menjadi bagian dari permasalahan gangguan kepribadian.
2.2
Faktor Penyebab Gangguan Kepribadian
1. Faktor
Genetika
Satu buktinya
berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar di
Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan
kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik.
Selain itu menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan
temperamen, minat okupasional dan waktu luang, dan sikap social, kembar
monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama dengan kembar
monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.
2. Faktor
Temperamental
Faktor temperamental yang
diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan dengan gangguan
kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara temperamental
ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.
3. Faktor
Biologis
Ø Hormon, orang yang
menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan peningkatan kadar
testosterone, 17-estradiol dan estrone.
Ø Neurotransmitter, penilaian
sifat kepribadian dan system dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu
fungsi mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan
kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat
menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian.
Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.
Ø Elektrofisiologi, perubahan
konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa
pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan
ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.
4. Faktor
Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat
kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual.
Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan
anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti.
2.3 Gejala Umum
Gangguan Kepribadian
Individu dengan gangguan kepribadian
sarat dengan pelbagai pengalaman konflik dan ketidakstabilan dalam beberapa
aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan kepribadian
berdasarkan kriteria dalam setiap kategori yang ada. Secara umum gangguan ini
klasifikasikan berdasarkan :
1.
Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari
social expectation. Penyimpangan pola tersebut pada satu atau lebih:
o Cara berpikir
(kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya, orang
lain dan waktu.
o Afeksi
(respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan
cakupan)
o Fungsi-fungsi
interpersonal
o Kontrol
terhadap impuls
- Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan berpengaruh pada situasi sosial.
- Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting lainnya.
- Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa.
- Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.
2.4 Macam-macam Gangguan Kepribadian
Kelompok A (cenderung berpikir atau
berperilaku anehdan eksentrik/
tampak aneh) :
Ø Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat. Orang dengan kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat bermusuhan ke dalam tindakanorang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman dan orang-orang terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya suka menyalahkan orang lain dan cenderung membawa dendam lama.
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat. Orang dengan kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat bermusuhan ke dalam tindakanorang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman dan orang-orang terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya suka menyalahkan orang lain dan cenderung membawa dendam lama.
Gejala Paranoid Personality
Disorder:
1.
Enggan
untuk memaafkan karena dianggap penghinaan.
2.
Sensitivitas
yang berlebihan.
3.
Susah
percaya kepada orang lain dan kemandirian berlebihan.
4.
Cenderung
suka menyalahkan ke orang lain.
5.
Selalu
melakukan mengantisipasi terhadap pengkhianatan.
6.
Agresif
dan gigih untuk hak-hak pribadi.
7.
Curigaan
parah
Ø Schizoid
Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai “penyendiri.”
Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai “penyendiri.”
Gejala Schizoid Personality Disorder :
1.
Lemahnya
kemampuan interpersonal.
2.
Kesulitan
mengekspresikan kemarahan, bahkan ketika diprovokasi “penyendiri” mentalitas, menghindari
situasi sosial.
3.
Orang
lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain.
4.
Rendah
gairah seksual
5.
Tidak
responsif pada pujian atau kritik
Ø Schizotypal
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dariorang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dariorang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.
Gejala Personality Disorder Schizotypal :
1. Aneh atau tingkah laku atau
penampilan eksentrik.
2. Bertakhyul atau sibuk dengan
fenomena paranormal.
3. Sulit untuk mengikuti pola
bicara.
4. Perasaan cemas dalam situasi
sosial.
5. Kecurigaan dan paranoia.
6. Suka berpikir menganai
kepercayaan aneh atau magis.
7. Nampak pemalu, suka
menyendiri, atau menarik diri dari orang lain
Kelompok B (cenderung
emosi dalam berpikir dan berperilaku) :
Ø Antisosial
Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensinya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.
Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensinya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.
Gejala Gangguan Kepribadian antisosial :
1.
Mengabaikan
untuk perasaan orang lain.
2.
Impulsif
dan tidak bertanggung jawab pengambilan keputusan.
3.
Kurangnya
rasa penyesalan karena merugikan orang lain.
4.
Berbohong,
mencuri, perilaku kriminal lainnya.
5.
Mengabaikan
untuk keselamatan diri dan orang lain
Ø
Ambang/ Borderline
Merupakan suatu gangguan kepribadian
yang menyebabkan penderita tidak memiliki rasa diri yang jelas dan konsisten
serta tidak pernah memiliki kepastian dalam nilai – nilai, loyalitas, dan
pilihan karier mereka. Mereka tidak tahan berada dalam kesendirian, memiliki
rasa takut di abaikan, dan menuntut perhatian. Mudah mengalami perasaan depresi
dan perasaaan kosong yang kronis, mereka seringkali mencoba bunuh diri dan
melakukan tindakan memutilasi diri sendiri (Davidson,
Neale, Kring, 2004).
Gejala Gangguan Kepribadian Ambang/ Borderline :
1. Berupaya
keras untuk mencegah agar tidak di abaikan
2. Ketidakstabilan
dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal
3. Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil
4. Perilaku
impulsif
5. Perilaku
bunuh diri (berupa sinyal atau sungguh – sungguh mencoba)
6. Kelabilan
emosional yang ekstrem
7. Perasaan
kosong yang kronis
8. Sangat sulit
mengendalikan kemarahan
9. Pikiran
paranoid dan sintom – sintom disosiatif yang di picu oleh stres.
Ø Histrionic
Orang dengan gangguan kepribadian Histrionicadalah pencari perhatian konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menggangguorang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa setiaporang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.
Orang dengan gangguan kepribadian Histrionicadalah pencari perhatian konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menggangguorang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa setiaporang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.
Gejala Personality Disorder Histrionic :
1. Kebutuhan untuk menjadi
pusat perhatian.
2. Berpakaian atau melakukan tindakan-tindakan
provokatif.
3. Emosinya dapat berubah
dengan cepat.
4. Melebih-lebihkan
persahabatan.
5. Terlalu-dramatis , terkadang
sangat ”lebay”.
6. Mudah dipengaruhi, gampang
dibujuk.
Ø Narcissistic
Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat mengambil keuntungan dari mereka.
Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat mengambil keuntungan dari mereka.
Gejala narsisistik Personality Disorder:
1.
Membutuhkan
pujian dan kekaguman berlebihan
2.
Mengambil
keuntungan dari orang lain
3.
Merasa
diri penting
4.
Kurangnya
empati
5.
Berbohong,
diri dan orang lain.
6.
Terobsesi
dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan
Kelompok C (cenderung
tampak cemas dan ketakutan) :
Ø Avoidant
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Gejala Personality Disorder Avoidant :
1. Keengganan dalam relasi
sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi penolakan
2. Terobsesi denga tolakan atau
kritikan dalam situasi sosial
3. Takut dianggap memalukan,
sehingga menghindari kegiatan baru
4. Miskin citra diri; perasaan
tidak puas dalam kehidupan sosial
5. Keinginan untuk meningkatkan
hubungan sosial
6. Nampak sibuk sendiri dan tidak
ramah
7. Menciptakan kehidupan
fantasi rumit
Ø Dependent
Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.
Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.
Gejala Gangguan Kepribadian Dependent :
1.
Kesulitan
membuat keputusan
2.
Perasaan
tidak berdaya saat sendirian
3.
Berpikir
ingin bunuh diri jika ditalak
4.
Pasrah
5.
Merasa
terpuruk jika dikritik atau ketika tisak disetujui idenya.
6.
Tidak
dapat memenuhi tuntutan hidup sehari hari
Ø
Obsesif-Kompulsif
Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil, namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil, namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
Gejala
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif:
1.
Mencari kesempurnaan dan disiplin yang berlebihan
2.
Suka dengan ketertiban
3.
Kaku
4.
Kurang
murah hati
5.
Terlalu fokus pada detail dan aturan
6.
Suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan.
2.5 Resiko Gangguan Kepribadian
Individu yang tidak
segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada :
(1) Isolasi sosial,
kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk
menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan
dengan masyarakat
(2) Bunuh diri,
melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan
kepribadian ambang dan cluster B
(3) Ketergantungan
pada alkohol dan obat-obatan
(4) Depresi, kecemasan
dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko berkembangnya problema
psikologis lainnya
(5) Perilaku berbahaya
yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang
berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat
pada seks bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan
kepribadian dependen beresiko mengalami pelecehan seksual, emosional, atau
kekerasan fisik karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan
semata (bergantung pada orang tersebut)
(6) Kekerasan atau
bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan
antisosial
(7) Tindakan kriminal.
Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan tindakan
kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara
(8) Gangguan simtom
yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan
perawatan secara baik.
2.6 Treatment
bagi Penderita Gangguan Kepribadian
Treatment secara
spesifik, menurut diskripsi gangguan kepribadiannya :
Kelompok A
- Paranoid
Psikoterapi – Pasien paranoid tidak bekerja
baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu ahli terapi harus berhadapan
langsung dalam menghadapi pasien dan harus diingat bahwa kejujuran merupakan
halyang sangat penting bagi pasien.
Farmakoterapi – Farmakoterapi berguna dalam
menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus obat anti anxietas sepertidiazepam dapat
digunakan.
- Skizoid
Psikoterapi – Dalam lingkungan terapi
kelompok, pasien gangguan kepribadiaan schizoid mungkin diam untuk jangka waktu
yang lama, namun suatu waktu, mereka akan ikut terlibat.
Pasien harus dilindungi dari serangan agresif
anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan
berjalaannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien schizoid dan
dapaat memberikan kontak sosial.
Farmakoterapi – Dengan antipsikotik dosis
kecil, anti depresan dan psikostimulan dapat digunakan dan efektif pada
beberapa pasien.
- Skizotipal
Psikoterapi – Pikiran yang aneh dan ganjil
pada pasien gangguan kepribadian skizotipal harus ditangani dengan
berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan, praktek religius yang
aneh. Ahli terapi tidak boleh menertawakan aktivitas tersebut atau mengadili
kepercayaan atau aktivitas mereka.
Farmakoterapi – Medikasi antipsikotik mungkin
berguna dalaam menghadapi gagasan mengenai diri sendiri, wahaam dan gejala lain
dari gangguan dan dapaat digunakan bersama-sama psikoterapi. Penggunaan
haloperidol dilaporkan memberikan hasil positif pada.
Kelompok B
- Antisosial
Psikoterapi – Jika pasien merasa berada
diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa
menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri
akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan.
Tetapi ahli terapi harus menemukan suatu cara
untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut
pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus mengagalkan usaha pasien untuk
melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.
Farmakoterapi – Farmakoterapi digunakan untuk
menghadaapi gejala yang diperkirakan akan timbul seperti kecemasan, penyerangan
dan depresi.
- Ambang/ Borderline
Psikoterapi – Pendekatan berorientasi realitas
lebih efektif dibandingkan interpretasi bawah sadar secaraa mendalam. Terapi
perilaku digunakan pada pasiem gangguan kepribadian ambang untuk mengendalikan
impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadaap kritik dan
penolakan.
Latihan keterampilan social, khususnya dengan
video tape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan mereka
mempengaruhi orang lain, hal ini untuk meningkatkan perilaku interpersonal
mereka.
Farmakoterapi – Antipsikotik dapat digunakan
untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan dan episode psikotik yang singkat.
Antidepresan memperrbaiki mood yang terdepresi yang sering ditemukan pada pasien.
Dialectical behavior
therapy merupakan salah satu type dari CBT berfokus pada coping skill, dalam
terapi ini individu belajar mengontrol perilaku dan emosi dengan teknik
kesadaran penuh, pasien dibantu untuk mengenal pelbagai muatan emosinya tanpa
perlu bereaksi (mengontrol perilakunya) Terapi ini efektif untuk penyembuhan
gangguan kepribadian ambang.
DBT
merupakan pendekatan yang mengkombinasikan client-centered empathy dan
penerimaan dengan menyelesaikan masalah secara kognitif-behavioral dan
social-skills training. DBT mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:
1.
Mengajari individu untuk mengatur dan
mengendalikan tingkah laku dan emosi yang ekstrem.
2.
Mengajari individu untuk menoleransi
perasaan distress.
3.
Mengajari individu belajar untuk
mempercayai pikiran dan emosinya sendiri.
Istilah
”dialectic” mengacu pada sikap yang berlawanan, yaitu di mana terapis harus
menerima individu borderline apa adanya sekaligus membantu individu tersebut
untuk berubah. Istilah ”dialectic” juga mengacu pada kenyataan bahwa individu
borderline tidak perlu membagi dunia secara dikotomi, tetapi dapat mencapai
suatu sintetsis. Dengan kata lain, salah satu tujuan DBT adalah mengajari
individu untuk memandang dunia secara dialektik, suatu pemahaman bahwa hidup
terus berubah dan suatu hal tidak semuanya buruk atau semuanya baik. Sedangkan aspek kognitif-behavioral
dari DBT, baik yang dilakukan secara individual atau dalam kelompok, terdiri
dari membantu individu belajar menyelesaikan masalah, membantu untuk memperoleh
penyelesaian masalah yang lebih efektif dan dapat diterima secara sosial dan
mengendalikan emosi, meningkatkan kemampuan interpersonal, dan mengendalikan
amarah dan kecemasan.
Terapi dengan
obat-obatan juga berfungsi dalam menangani beberapa gejala tertentu yang
ditunjukkan oleh pasien. Obat antidepresan dan obat untuk penstabil mood sangat
membantu untuk menghilangkan perasaan depresi dalam diri penderita dan keadaan
diri labil yang mereka alami. Serta untuk mengatasi distorsi kognitif pada
penderita maka pemberian obat antipsikosis sangatlah membantu.
- Gangguan Kepribadian Historinic
Psikoterapi – Pasien dengan gaangguan
kepribadian histrionic seringkali tidak menyadari perasaan mereeka yang
sesungguhnya.
Psikoterapi berorientasi psikoanaliasis, baik
dalam kelompok atau individual.
Farmakoterapi – Farmaakoterapi dapaat
ditaambaahkaan jikaa gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan
aantidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat anti anxietas untuk
kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.
- Gangguan Kepribadian Narsistik
Psikoterapi – Mengobati gangguan kepribadiaan
naarsistik sukaar karena pasien harus meninggalkaan narsismenya jika ingin
mendapatkan kemajuan.
Farmakoterapi – Lithium (eskalith) digunakaan
pada pasien yang memiliki pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis.
Dan karena rentan terhadap depresi, maka antidepresan juga dapat digunakan
Kelompok C
- Menghindar/ Avoid
Psikoterapi – Ahli terapi mendorong pasien
untuk ke luar ke dunia untuk melakukan apa yang dirasakan mereka memiliki
resiko tinggi penghinaan, penolakan dan kegagalan.
Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat
memberikan tugas untuk berlatih keterampilan social yang baru di luar terapi,
karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang telah buruk.
Tetapi kelompok dapat membantu pasien mengerti
efek kepekaan mereka terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang
lain. Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan
pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk
meningkatkan harga diri mereka.
Farmakoterapi - Beberapa pasien tertolong oleh
penghambat beta, seperti atenolol (Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas
sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan gangguan
kepribadian menghindar, khususnya jika mereka menghadapi situasi yang
menakutkan.
- Dependen
Psikoterapi – Terapi yang digunakan yaitu
melalui proses kognitif behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien,
melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Farmakoterapi – Benzodiazepine dan
obat serotonergik dapat berguna.
- Obsesif Kompulsif
Psikoterapi – Pasien gangguan kepribadian
obsesif kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari
pengobatan ataas kemauaan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu
mengarahkan, sangat dihargai oleh pasien gangguan ini.
Farmakoterapi – Clonazepam (klonopin) adalah
suatu benzodiazepine dengan anti konvulsan, pemakaian obat ini untuk menurunkan
gejala pada pasien dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif parah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis
penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan
orang lain tidak berfungsi. Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku
yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap
impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif,
atau bahkan bertindak kasar.
Berupa gangguan psikologis yang
sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Memiliki gangguan kepribadian negatif
dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang, keluarga, dan kehidupan sosial
seseorang.
Mereka
yang memiliki gangguan
kepribadian memiliki beberapa fitur yang berbeda termasuk
gangguan psikologis dalam diri : kemampuan untuk memiliki hubungan
interpersonal yang sukses, kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri
mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan kesulitan memiliki kontrol impuls
yang tepat.
Gangguan
kepribadian menciptakan suatu pola perilaku meresap dan pengalaman batin
yang sangat berbeda dari norma-norma budaya dan individu yang ada didalam
masyarakat. Terkadang berupa penyimpangan perilaku yang muncul secara dramatis tanpa
disadari. Oleh karena itu, mereka yang memiliki gangguan kepribadian sering
mengalami konflik dengan dirinya secara pribadi, keluarga, maupun lingkungan
sekitarnya.
Gangguan
Kepribadian dikelompokkan menjadi 3 : cenderung berpikir
atau berperilaku aneh dan
eksentrik/ tampak aneh,
cenderung emosi dalam berpikir dan berperilaku, serta cenderung ketakutan dan
cemas.
Namun, dari segala bentuk
gangguan kepribadian tersebut telah dilakukan beberapa treatment bagi
penanganan penderita gangguan kepribadian. Sehingga,seiring berjalannya waktu
perilaku tersebut dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumardi. 2008.
Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Davidson, dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Cetakan Kesembilan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Jika ingin mengunduh file silahkan klik disini
0 komentar:
Posting Komentar