Couselor

Bimbingan dan Konseling ! Yes ! We Can !

Hima BK 2015

Upgrading pertama di Umbul Bandungan

Selasa, 30 Juni 2015

Makalah TIK dalam Pembelajaran Modern BK




TIK dalam Pembelajaran Modern BK

MAKALAH

disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teknologi Informasi

Dosen pengampu
Yoga Eska Pambudi Utama, S.Kom

Oleh
Rombel 2
·         Ika Rosyadah H.A             (1301414051)
·         Alfi Rachmah H               (1301414058)
·         Rizki Retno W                  (1301414069)



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “
TIK dalam Pembelajaran Modern BK” tepat pada waktunya.

Kami sampaikan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang telah membantu kami atas terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

            Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin










Semarang, 15 Maret 2015

                                                                                                      Penulis



DAFTAR ISI
Halaman Judul
..........................................................................................
i
Kata Pengantar
..........................................................................................
ii            ii
Daftar Isi
.........................................................................................
ii
Bab 1
Pendahuluan ..................................................................
1

1.1  Latar Belakang ..........................................................
1

1.1  Rumusan Masalah .....................................................
1

1.1  Tujuan .......................................................................
1
Bab II
Pembahasan ...................................................................
2

2.1 Pengertian dari TIK
2

2.2 Pengertian dari Bimbingan dan Konseling..........
2

2.3 Pemanfaatan TIK dalam Proses layanan BK..........
7

2.4 Kekurangan dan kelemahan TIK .............................

Bab III
Penutup ..........................................................................
9

3.1 Kesimpulan ...............................................................
9

3.2 Saran .........................................................................
9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................
10




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hampir setiap jengkal tempat berpijak dan bahkan hampir disetiap tangan orang dapat dijumpai berbagai aneka peralatan teknologi dan komunikasi. Begitu hebat kemajuan pada dua dasa warsa terakhir ini terhadap peralatan teknologi dan komunikasi. Pada umumnya hal yang demikian hanya bersifat pribadi yang penggunaanya hanya untuk intertainment, sedangkan untuk kepentingan lembaga/institusi belum banyak dimanfaatkan kecuali pada level institusi/lembaga yang beroperasi sekala besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa lembaga pendidikan pun ikut beradaptasi terhadap teknologi informasi ini, namun penggunaannya masih terasa kecil. Banyak sekolah walaupun sudah computerized tetap masih mengerjakan pekerjaan secara manual. Hal ini terbatasnya perangkat lunak dan sumber daya manusianya. Bidang bimbingan dan konseling, yang merupakan bagian dari dunia persekolahan haruslah juga mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas layanan bimbingan.

1.2  Rumusan Masalah
1.         Apakah pengertian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi itu?
2.         Apakah pengertian dari Bimbingan dan Konseling itu?
3.         Apakah contoh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Layanan Bimbingan dan Konseling itu?
4.         Apakah kekurang dan kelemahannya?

1.3  Tujuan  
1.         Untuk memahami apa pengertian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2.         Untuk memahami apa pengertian dari Bimbingan dan Konseling.
3.         Untuk mengetahui contoh pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Layanan Bimbingan dan Konseling.
4.         Untuk mengetahui kukurangan dan kelemahan dari penggunaan TIK dalam Pembelajaran BK.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Selain pengertian diatas Williams & Sawyer dalam Koesnandar (2008:5) menyatakan bahwa teknologi informatika adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara atau video). Sedangkan Karsenti dalam Siahaan (2010:7) menyatakan TIK sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan perbaikan / penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa. Ini berarti teknologi dapat dan benar-benar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi.
Dari beberapa pengertian yang telah diutarakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media yang dapat mempermudah pekerjaan seseorang.
2.2.  Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (2004:99) bahwa bimbingan adalah proses pemberian banuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-ank, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri denngan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapa dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkan menurut Smit dalam Sertzer & Stone (1974) berpendapat bawa konseling adalah suatu proses dimana konselor membatu konseli membuat intrepetasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuain-penyesuain yang perlu dibuatnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan non materil yang dilakukan secara sistematis dan kontiyu yang melibatkan koselor (orang yang ahli) dan klien yang dimana memiliki tujuan untuk mensejahterakan, memamdirikan, mengembangkan serta mengaktualisasikan diri dan hasilnya bersifat normatif.
2.3.  Contoh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Layanan Bimbingan dan Konseling
1.      Konseling melalui telepon
Kemudahan pengaksesan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yang mengikuti tatanan kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon. Dalam konseling melalui telepon tentu ada etika yang mengatur konselor seperti:
a.       Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien.
b.      Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat.
c.       Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
d.      Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon.
e.       Catat hal-hal yang perlu diperhatikan lebih.
f.       Memfokuskan pembicaraan guna mengefektifkan penggunaan media komunikasi
g.      Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya.
2.      Konseling melalui video-phone
Lebih dengan sebutan video-phone counseling (VPC), merupakan bentuk lain dari konseling telepon namun dalam penggunaan perangkat teknologi komunikasi tambahan yang memungkinkan konselor dan klien saling mengenal dan “bertatap muka” melalui layar monitor (display). Konseling melalui video-phone lebih memungkinkan terjalinnya interaksi yang lebih baik antara konselor dan. Konseli, dan dapat lebih mendekati karakteristik konseling tatap muka.
3.      Konseling melalui radio dan televisi
Pada konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli dipancarkan. Pelayanan ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang hubungan konselor dan konseli mencapai taraf yang mendalam dan intensif.  Konseling melalui radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli diketahui oleh umum, oleh karena itu kerahasiaan identitas konseli harus benar-benar menjadi perhatian. Permasalahan waktu dan bagaimana masalah konseli akan membatasi keleluasaan dan efektivitas konseling. Hal diatas dapat direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System), CMS secara umum dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang memberikan kemudahan pada para pengunanya dalam mengelola dan melakukan perubahan isi sebuah website dinamis tanpa harus dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. Salah satu CMS yang dapat digunakan adalah AuraCMS dengan lisensi GPL (General Public License), open source/bebas dimodifikasi, asli buatan komunitas Indonesia, mudah dan murah serta berbahasa Indonesia. Layanan informasi sekolah yang dibangun dengan menggunakan AuraCMS akan bersifat dinamis, mudah digunakan, simple dan mudah dikelola serta memiliki ukuran file yang kecil. AuraCMS dapat online dalam waktu 1 jam pada server gratis yang banyak ditawarkan di internet. Dengan demikian AuraCMS direkomendasikan sebagai salah satu Content Management System yang dapat digunakan sebagai media layanan informasi pada bimbingan dan konseling disekolah.
4.      Internet
Pelayanan konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling (email counseling). Contoh proses konseling via internet antara lain:
a)      Email therapy
Email counseling merupakan proses terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara langsung dengan konselor.  Karena esensi e-counseling terletak pada menulis, respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung pada informasi yang diberikan.  Konseli pun tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai masalah yang dihadapi, cukup dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu situasi yang merupakan masalah.
Email merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini  tidak bermaksud untuk menggantikan konseling tatap muka (face to face), tetapi dapat  menjadi salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.



·         Kelebihan Email:
Ø  Pengiriman email tidak memerlukan amplop dan perangko serta pembuatannya tidak memerlukan pulpen, kertas, maupun tinta printer seperti halnya surat konvensional.
Ø  Proses berkirim email pun dapat dilakukan dengan cepat ke seluruh dunia sehingga dapat menghemat uang dan waktu dalam berkirim surat.
Ø  Pengiriman email dapat dilakukan dengan mudah setiap saat dan di mana pun kita berada. 
·         Kelemahan Email:
Ø  Memungkinkan terjadinya pemalsuan identitas. Hal ini karena kemudahan proses
pembuatan alamat email dapat membuat orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan keadaan ini dengan membuat email beridentitas palsu untuk keperluan yang bersifat negatif.
Memungkinkan proses penyadapan informinnya.
b)      Cyber Counseling
Cyber counseling atau konseling maya merupakan penerapan teknologi ”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan demikian proses layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih efektif dan efisian sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi. Jalan raya informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa sesuatu yang asing dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini jasa internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat dan dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. Hal yang harus diwaspadai adalah terkait dengan keamanan data, dampak-dampak negatif, penyediaan perlengkapan, dan sebagainya.
Dalam implementasi cyber counseling dapat dilaksanakan melalui kegiatan antara lain:
a.       Marketing layanan konseling, yaitu sosialisasi layanan konseling maya kepada berbagai pihak dengan tujuan agar model konseling maya ini dapat diketahui secara meluas oleh publik. Caranya dapat melalui iklan, melalui internet, brosur, atau cara-cara lainnya.
b.      Penyampaian layanan konseling, yaitu kegiatan layanan proses dan penilaian konseling dengan menggunakan internet dalam berbagai lingkup layanan konseling seperti karir, pendidikan, pribadi, sosial, keluarga, dan sebagainya. Layanan konseling dapat berupa penyampaian informasi, pengumpulan data, penyelesaian berbagai masalah.
c.       Penyediaan  materi ”self-help”, yaitu berupa seperangkat materi yang dapat memberikan layanan sedemikian rupa sehingga klien dapat bertindak secara mandiri dengan dipandu oleh petunjuk dalam materi ”self-help”. Dalam kegiatan ini klien tinggal mengikuti petunjuk yang telah dikembangkan dan tersedia dalam internet.
d.      Supervisi dan riset, yaitu kegiatan untuk memberikan supervisi kepada konselor yang menggunakan internet untuk mengevaluasi langkah yang telah ditempuh serta pengembangan selanjutnya. Demikian pula cyber konseling dapat dilaksanakan dengan maksud mengadakan riset yang terkait dengan efektivitas kegiatan konseling dan pengembangan selanjutnya.
Dalam implementasi cyber counseling beberapa masalah yang mungkin timbul dan harus diwaspadai secara cermat antara lain:
a.       Isu-isu etika, yaitu hal-hal yang terkait dengan kode etik konseling yang harus ditaati
oleh konselor maupun pihak lainnya. Hal-hal yang terkait dengan isu etika antara lain menyangkut: (a) keharasiaan, (b) validitas data, (c) penyalahgunaan komputer oleh konselor, (d) kekurangpahaman konselor tentang lokasi dan lingkungan klien, (e) keseimbangan akses terhadap internet dan jalan raya informasi, (f) kepedulian terhadap privacy (kerahasiaan pribadi), (g) kredibilitas konselor.
b.      Isu-isu pengembangan hubungan konseling, yaitu isu yang terkait dengan hubungan
antara konselor dengan konseli secara tatap muka sebagai tindak lanjut dari konseling yang dilakukan melalui internet. Ada kalanya konselor dan konseli merasa perlu adanya pertemuan tatap muka sebagai tindak lanjut dari interaksi melalui internet. Hal itu dapat dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan konselor dan konseli atau dapat diatur secara khusus.
Penyampaian layanan konseling dengan menggunakan jaringan jalan raya informasi (cyber counseling) memberikan manfaat dalam hal:
a.       Memberikan peluang konseli untuk mengakses layanan dari lokasi terpencil
b.      Memperbaiki orientasi konseli terhadap konseling.
c.       Membantu dalam melaksanakan penilaian dan tugas-tugas.
d.      Memperluas data dalam dokumen.
e.       Memberikan layanan alih tangan (referal).
f.       Memperluas akses untuk penilaian dan penafsiran hasil test.
g.      Mengurangi kesulitan penjadwalan.
h.      Mendorong individu untuk menggunakan materi ”self-help”.
i.        Meningkatkan peluang untuk supervisi dan konferensi kasus.
j.        Menunjang pengumpulan data penelitian.
c)      E-counseling
Istilah konseling online dapat dimaknai secara sederhana yaitu proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu jaringan sebagai penghubung antara guru BK atau konselor dengan konseli.
Syarat-syarat konselor dalam konseling online yaitu sebagai berikut:
a)      Konselor harus mempunyai wawasan yang luas ,
b)      Konselor harus menguasai dan memahami teknologi yang digunakan sekarang ini.
Maksudnya seorang konselor itu mampu menguasai teknologi yaitu konselor mengerti dan mampu menggunakan teknologi dengan baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang fatal dalam proses konseling tersebut.
Latar belakang pendidikannya harus dari bimbingan dan konseling dan minimal tamatan strata satu yang memiliki ilmu bimbingan dan konseling dan harus memiliki ilmu-ilmu tentang manusia dengan berbagai macam problematikanya
a.       Konselor harus berkepribadian baik.
b.      Konselor mampu memahami karakteristik klien .
c.       Konselor harus bisa memguasai semua teknik-teknik dalam konseling.
d)     Videoconverence
Video adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai penerima gambar dan suara, sedangkan converence adalah diskusi antar pengguna teknologi informasi, baik melalui teks maupun perangkat multimedia. Jadi videoconverence adalah penggunaan komputer jaringan yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan interaksi berupa gambar dan suara. Dengan kata lain konferensi atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini dibantu oleh berbagai macam media jaringan seperti telepon ataupun media lainnya yang digunakan untuk transfer data video. Kemudian televisi dihubungkan dengan saluran tadi yang membawa data informasi video dan suara. Videoconverence memakai telekomunikasi untuk menyatukan beberapa orang di beberapa lokasi yang secara fisik terpisah untuk suatu pertemuan. Masing-masing lokasi dalam sebuah sistem videoconverence membutuhkan sebuah ruang yang diperlengkapi dengan sarana untuk mengirimkan dan menerima video, umumnya melalui satelit. Videoconverence ini akan membantu proses pelayanan konseling bagi konselor dan konseli yang berada di daerah yang berbeda. Dengan adanya videoconverence ini konselor lebih mudah berkomunikasi dan melakukan pelayanan tatap muka dengan konseli melalui video dengan bantuan internet. Disamping kelebihan tersebut, videoconverence memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagi berikut:
a)      Harga masih terbilang mahal untuk dimiliki sehingga hanya perusahaan atau organisasi tertentu yang mempunyai cukup dana dan sangat membutuhkan yang memiliki videoconverence.
b)      Alat-alat untuk videoconverence sulit didapat dan proses penginstalan harus ekstra hati-hati agar tidak salah.

2.4.   Kelebihan dan Kekurangan TIK dalam Bimbingan dan Konseling
1.      Beberapa kelebihan TIK dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling yaitu:
a.       Pembelajaran dari mana dan kapan saja
b.      Bertambahnya interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
c.       Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
d.      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
e.       Pelayanan melalui teknologi informasi mudah di akses
f.       Tidak membutuhkan biaya transportasi
g.      Mengurangi kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok
h.      Pelayanan melalui teknologi informasi bersifat semi anonim
i.        Klien lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka
j.        Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu
k.      Konselor dapat menyesuaikan kesiapan klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan, memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya
l.        Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi konseling yang proaktif

2.      Kelemahan TIK dalam Bimbingan dan Konseling
Selain kelebihan yang ada pasti ada kelemahan yang muncul berkaitan pemanfaatan TIK dalam layanan bimbingan dan konseling. Kelemahan itu meliputi:
a.       Konselor tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak
b.      Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah
c.       Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara fisik maupun psikis diantara konselor dan  klien
d.      Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan masalah kurang jelas
e.       Media yang digunakan kurang sesuai dengan apa yang dibutuhkan klien
f.       Seringkali masih belum bisa menyentuh sisi afektif seseorang, atau empati
g.      Teknologi canggih hanya akan bermanfaat jika klien mengerti penggunaannya
h.      Akan menimbulkan dampak negatif jika klien tidak mengerti dampak apa saja yang akan timbul.


BAB III
PENUTUP
3.2   Simpulan
Teknologi informasi dan komunikasi adalah segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media yang dapat mempermudah pekerjaan seseorang. Sedangkan pengertian Bimbingan dan Konseling Pengertian pelayanan konseling itu sendiri berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Jadi dalam proses pemberian pelayanan itu menggunakan ataupun menerapkan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri. Dalam penerapannyapun masih terdapat dampak negatif maupun positif.
3.2  Saran
Untuk para pendidik khususnya untuk para guru bimbingan dan konseling harus mampu mengikuti perkembangan yang ada. Setidaknya mengikuti perkembangan zaman yang ada walaupun perkembangan itu pasti akan memiliki dampak nehatif, namun sebagai konselor kita harus mampu menekan ataupun meminimalisir kekurangan yang ada.


















DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Jika ingin mengunduh file silahkan klik disini

0 komentar:

Posting Komentar