Couselor

Bimbingan dan Konseling ! Yes ! We Can !

Hima BK 2015

Upgrading pertama di Umbul Bandungan

Selasa, 30 Juni 2015

Makalah Psikoanalisa Klasik (Sigmund Freud)



MAKALAH

Psikoanalisa Klasik (Sigmund Freud)



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori Kepribadian



Dosen Pengampu
 Dr. Catharina Tri Anni M.Pd., M.Pd



Oleh
Rombel 2

Anggilina Prasetyasari        (1301414049)
Ellia Fetika Sari                    (1301414052)
Ika Rosyadah Hari A           (1301314051)
Nur Irma Novianti                (1301414079)






JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “
Psikoanalisa Klasik (Sigmund Freud)” tepat pada waktunya.

Kami sampaikan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang telah membantu kami atas terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

            Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin




Semarang, 10 Maret 2015


                                                                                                      Penulis



















ii
 
DAFTAR ISI
Halaman Judul
........................................................................................................
i
Kata Pengantar
........................................................................................................
ii            ii
Daftar Isi
.........................................................................................
ii
Bab 1
Pendahuluan ..................................................................
1

1.1  Latar Belakang ..........................................................
1

1.2  Rumusan Masalah .....................................................
1

1.3  Tujuan .......................................................................
1
Bab II
Pembahasan ...................................................................
2

2.1 Sejarah dan perkembangan aliran Psikoanalisa ...................
2

2.2 Struktur Kepribadian ......................................................
2

2.3 Dinamika Kepribadian ....................................................
7
Bab III
Penutup ..........................................................................
9

3.1 Kesimpulan ...............................................................
9

3.2 Saran .........................................................................
9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................
10









iii
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
          Pada abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang menonjol, salah satu diantaranya yaitu psikoanalisis. Keberjayaan psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para tokoh salah satunya ialah Sigmund Freud , yang benar-benar menguasai baik psikologi dan psikiatri.
          Psikoanalisis dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah sejarah dan perkembangan aliran psikoanalisa ?
2.      Bagaimanakah struktur kepribadian menurut Sigmund Freud ?
3.      Bagaimanakah bentuk dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud ?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan aliran psikoanalisa.
2.      Untuk mengetahui struktur kepribadian menurut Sigmund Freud.
3.      Untuk mengetahui bentuk dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah dan Perkembangan Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939) adalah pencetus pendekatan psikoanalisa. Ia adalah anak tertua dari delapan bersaudara yang hidup dalam keluarga otoriter. Pada mulanya ia belajar kedokteran, dan pada tahun 1880 menjadi salah seorang peneliti medis pertama yang meneliti unsur yang terdapat dalam tanaman coca. Selanjutnya Freud menghabiskan beberapa tahun di Paris dalam rangka belajar pada Charcot salah seorang psikoterapis paling populer di zamannya, yang kemudian mengajarkan teknik hipnosis. Dari sinilah kemudian ia mengembangkan metodenya sendiri yang disebut asosiasi bebas karena merasa bahwa hipnosis tidak begitu efektif. Dalam asosiasi bebas terdapat tindakan meminta pasien untuk berbaring dalam posisi rileks dan mengatakan apapun dalam pikirannya. Materi bawah sadar yang tercurahkan antara lain emosi yang kuat, ingatan terpendam, dan pengalaman seksual di masa kanak-kanak. Teori Freud sangat dipengaruhi oleh pengalaman emosional pribadinya dan pengalaman selama menangani pasiennya.
Metode pengobatan Freud disebut psikoanalisis. Sejak teori dan terapinya menjadi dikenal dan digunakan oleh orang lain (mulai sekitar 1990), idenya terus dikembangkan dan dimodifikasi oleh para penulis dan praktisi psikoanalisa lainnya.
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Dalam psikologi Freud, ketiga tingkatan kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalilpun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari. Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
1.      Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkata, perasaan, dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada di balik perilakku tersebut. Misalnya, seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seirang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.



2.      Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak di sadari, tetapi bisa muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar. Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception).
3.      Alam Sadar
Alam sadar conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berbeda dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar.

B.     Struktur Kepribadian
Bagi Freud, bagian yang paling primitif dar pikiran adalah das es atau “sesuatu” / “itu” (it), yang hampir selalu diterjemahkan sebagai id. Bagian kedua adalah das Ich, atau “saya” (I), yang diterjemahkan sebagai ego, dan yang terakhr adalah das Uber_Ich atau “saya yang lebih (over-I), yang dalam bahasa inggrisnya disebut sebagai superego. Berikut penjabaran dari masing-masing struktur kepribadiannya:
1.      Id
Psikologi Freud bertitik tolak dari dunia nyata, dunia yang penuh dengan benda-benda. Diantara ada objek yang sangat khusus yaitu organisme. Salah satu bagian terpenting dari suatu organisme adalah sistem saraf yang memiliki karakter sangat peka terhadap apa yang dibutuhkan. Ketika manusia lahir, sistem syarafnya hanya sedikit lebih baik dari binatang lain, itulah yang dinamakan id. Id adalah istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu” atau “itu” (the it), atau komponen yang tak sepenuhnya diakui oleh kepribadian.
Id tak punya kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Id berfungsi untuk memperoleh kepuasan dan sekjalan dengan prinsip kesenangan. Sistem syaraf, sebagai id, bertugas menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya motivasional yang disebut sebagai insting atau nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Kebutuhan yang menjadi keinginan disebut proses primer.
Contohnya bayi yang baru lahir akan tetap mengisap terlepas dari ada atau tidaknya puting susu, karena ia akan memperoleh kepuasan ketika melakukannya. Karena id tidak mempunyai kontak dengan kenyataan maka bayi itu tidak menyadari bahwa sebenarnya dengan mengisap jempol tidak akan membantunya bertahan hidup
2.      Ego
     Ego atau saya adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Kebutuhan lambat laun akan semakin kuat dan bertambah banyak, sedang keinginan-keinginan lain akan datang silih berganti. Di seputar alam sadar ini, selama tahun-tahun pertama kehidupan seorang bayi, sebagian id berubah menjadi ego (aku). Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan organisme. Proses ini disebut proses sekunder.
Tidak seperti id, ego berfungsi berdasarkan prinsip-prinsip realitas, artinya dia memenuhi kebutuhan organisme berdasarkan objek-objek yang sesuai dan dapat ditemukan dalam kenyataan.
     Contohnya, ego seorang wanita secara sadar, memotivasinya untuk memilih pakaian yang dijahit rapi dan sangat licin karena ia merasa nyaman berbusana seperti itu. Pada saat yang sama ia mungkin ingat samar-samar (secara bawah sadar) bahwa sebelumnya ia pernah dipuji karena memilih pakaian yang bagus. Selain itu, barangkali termotivasi secara tidak sadar untuk berperilaku rapi dan teratur. Jadi keputusan untuk mengenakan pakaian rapi nan licin bisa terjadi di tiga tingkat kehidupan mental.
3.      Superego
Dalam psikologi Freudian, superego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistis dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari Id dan prinsip realistis dari ego.
Ketika ego berusaha membuat id tetap senang, di sisi lain dia juga mengalami hambatan yang ada di dunia nyata. Segala objek dunia nyata yang menghalangi dan mendukungnya inilah yang kemudian menjadi superego. Superego memiliki dua sisi:
1.      Nurani merupakan internalisasi dari hukuman dan peringatan.
2.      Ego ideal yaitu berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.



Hubungan antara Id, Ego dan Superego pada tiga individu secara hipotesis:
1.      Pada individu pertama, id mendominasi ego yang lemah dan superego yang plin-plan sehingga ego tidak mampu menyeimbangkan antara gigihnya tuntutan id. Akibatnya individu ini terus-menerus memuaskan kesenangannya tanpa memandang apa yang mungkin atau layak.
2.      Individu kedua, memiliki rasa bersalah serta perasaan inferior dan ego yang lemah, akan mengalami sederetan konflik karena ego tidak bias mengendalikan tuntutan antara superego dan id yang saling bertentangan, tetapi sama kuat.
3.      Individu ketiga, yang memiliki ego kuat dan mampu memenuhi tuntutan, baik dari id,maupun superego sehingga secara psikologis mampu menenangkan kendali atas prinsip kesenangan dan prinsip moralitas.




C.    Dinamika Kepribadian
Dorongan-Dorongan ( Drives )
Menurut Freud  ( 1933/1964 ), beragam dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distraksi atau Thanatos. Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri : Freud menggunakan kata Libido untuk energy dorongan seksual. Namun, energy bagi dorongan agresif masih belum dinamainya.
·         Seks
Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan namun, kesenangan ini tidak terbatas hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan akhir dorongan seksual (pengurangan tegangan seksual) tidak dapat diubah namun, jalan untuk mencapai tujuan ini bisa beragam.
Fleksibilitas objek seksual atau pribadi seksual dapat mengenakan samara Eros yang lebih jauh. Objek erotis dapat ditransformasikan atau dipindahkan dengan mudah. Sebagai contoh, seorang bayi yang dipaksa terlalu cepat untuk lepas dari putting ibunya sebagai objek seksual mungkin akan menggantinya dengan jempol tangan sebagai objek kesenangannya. Namun, seks sendiri dapat mangambil banyak bentuk yang lain, seperti Narsisisme, cinta, sadisme, dan masokhisme. Dua yang terakhir ini memiliki komponen dorongan agresif.
·         Agresi
Tujuan dari dorongan dmerusak, menurut Freud, adalah mengembalikan organism pada kondisi anorganis. Oleh karena itu kondisi inorganik yang paling utama adalah kematian, maka tujuan akhir dari dorongan agresi adalah penghancuran diri. Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang yang sudah dibangun manusia untuk mengendalikan agresi. Hal inilah yang sering kali menciptakan kecemasan, yang mendorong hasrat-hasrat seksual maupun agresif ke alam tidak sadar.
Contohnya perintah seperti “kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”.
·         Kecemasan ( anxiety )
Kecamasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Freud ( 1933/1964 ) menekankan bahwa ini adalah kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan sangat terasa kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang mendekat. Ada tiga macam kecemasan :
§  Kecemasan Neurotis
Kecemasan neurotis adalah ketakutran terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melalkukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Contohnya adalah seseorang akan mengalami kecemasan ini karena kehadiran seorang guru, majikan, atau figure otoritas lain.
§  Kecemasan Moralistis
Kecemasan moralistis adalah katekutan terhadap hati nurani sendiri. Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan moralistis contohnya, akan muncul dari godaan seksual jika seorang anak percaya bahwa menyerah pada godaan akan membuat dirinya keliru secara moral. Namun, kecemasan moralistis juga bisa muncul akibat kegagalan untuk bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara moral, contohnya gagal merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
§  Kecemasan Realiatis
Kecamasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada. Contohnya, kita dapat mengalami kecemasan realistis ketika berkendara di lalu lintas yang padat dan bergerak cepat di sebuah kota yang belum kita kenal. Kecemasan realistis ini berbeda dari rasa takut karena rasa takut tidak perlu malibatkan suatu objek spesifik yang menakutkan, contohnya jika sepeda motor kita tiba-tiba terpeleseta dan lepas kendali di atas sebuah jalan tol yang bersalju.
Kecemasan berfungsi  sebagai mekanisme penjagaan ego karena dia memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat ( Freud, 1933/1945 ). Contohnya, sebuah mimpi kecemasan yang memberi sinyal kepada sensor kita mengenai bahaya yang sedang mendekat akan mengambil bentuk samaran imaji-imaji mimpi sebaik-baiknya.





















Bab III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Sigmund Freud (1856-1939) adalah pencetus pendekatan psikoanalisa. Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu: Alam Tidak Sadar, Alam Bawah Sadar, dan Alam Sadar. Struktur kepribadian terdiri dari it, ego, dan superego. Dinamika kepribadian terdapat dorongan-dorongan, seks, agresi, dan kecemasan.

3.2.   Saran


























DAFTAR PUSTAKA





 Jika ingin mengunduh file silahkan klik disini

0 komentar:

Posting Komentar