Metode
dalam Praktek Pendidikan
MAKALAH
disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu
Drs.
Suripto, M.Si.
Oleh
Rombel 2
Ika Rosyadah Hari A (1301314051)
Nita Ariska Nurarifin (1301314055)
Muh Miftachur Rizaq (1301314057)
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “Metode dalam Praktek Pendidikan” tepat pada waktunya.
Kami sampaikan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang
telah membantu kami atas terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak
retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan
yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin
Semarang, 25 April 2015
Penulis
ii
|
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
|
........................................................................................................
|
i
|
Kata Pengantar
|
........................................................................................................
|
ii ii
|
Daftar Isi
|
.........................................................................................
|
ii
|
Bab 1
|
Pendahuluan
..................................................................
|
1
|
|
1.1 Latar
Belakang ..........................................................
|
1
|
|
1.2 Rumusan
Masalah .....................................................
|
1
|
|
1.3 Tujuan
.......................................................................
|
1
|
Bab II
|
Pembahasan
...................................................................
|
2
|
|
2.1 Sejarah dan perkembangan aliran
Psikoanalisa ...................
|
2
|
|
2.2 Struktur
Kepribadian ......................................................
|
2
|
|
2.3 Dinamika
Kepribadian ....................................................
|
7
|
Bab III
|
Penutup
..........................................................................
|
9
|
|
3.1 Kesimpulan
...............................................................
|
9
|
|
3.2 Saran
.........................................................................
|
9
|
|
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................
|
10
|
iii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu faktor yang menentukan corak
dan keberhasilan belajar dan pembelajaran adalah ketepatan penggunaan metoda
pembelajaran. Perbedaan metoda atau variasi metoda yang digunakan dalam proses
pembelajaran akan berdampak kepada sebagian besar kegiatan dan interaksi yang
terjadi dalam aktivitas belajar dan pembelajaran. Ketepatan penggunaan metode
dalam proses pembelajaran juga sangat menentukan bagi ketercapaian tujuan
pembelajaran sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik (guru). Berikut
ini akan dikemukakan sejumlah metoda pembelajaran yang banyak digunakan baik
dalam pembelajaran kelas besar maupun kelas kecil, pembelajaran teori maupun
praktek.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengetian dari metode pembelajaran?
2.
Metode
apasaja yang digunakan dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari metode pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.
A. PENGERTIAN METODA PEMBELAJARAN
Secara
umum metoda diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Adapun metoda mengajar
(pembelajaran) ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pembelajaran kepada siswa
(Tardif: 1987). Metoda pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu cara
atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta
berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses
pembelajaran. Prinsip dasar pembelajaran yang dimaksud di antaranya adalah
prinsip psikologis pendidikan dan prinsip pedagogis. Adapun teknik-teknik yang
terkait dengan pembelajaran di antaranya adalah teknik komunikasi dan teknik
pengelolaan atau manajemen pembelajaran (Ginting, 2008: 42).
B.
BERBAGAI METODA PEMBELAJARAN
Banyak
metoda yang dapat digunakan dalam aktivitas belajar dan pembelajaran. Sebagian
dari metoda pembelajaran tersebut adalah metoda-metoda dasar, seperti metoda
ceramah, metoda tanya jawab, metoda diskusi, metoda peragaan, metoda pembelajaran
keterampilan atau praktek. Sebagiannya lagi adalah modifikasi, inovasi, atau
kombinasi yang bertumpu pada metoda-metoda dasar tersebut.
1. Metoda Ceramah (Lecture Method)
a. Pengertian Metoda Ceramah
Metode
ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
secara pasif (Syah, 2008: 203). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan
paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
dengan jangkauan daya beli dan kemampuan siswa.
b. Keunggulan metode ceramah
1) Dapat digunakan untuk mengajar siswa dalam
jumlah yang besar secara bersamaan.
2)
Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan
dengan mudah.
3) Pengajar atau guru dapat dengan mudah
mengendalikan isi, arah, dan kecepatan pembelajaran karena inisiatif utama
pembelajaran terletak pada pengajar atau guru.
4)
Ceramah yang inspiratif dapat
menstimulasi siswa untuk belajar lebih lanjut secara mandiri.
c. Kelemahan Metoda Ceramah
1) Rumusan Tujuan Instruksional yang sesuai
hanya sampai dengan tingkat komprehension.
2) Hanya cocok untuk kemampuan kognitif.
3)
Komunikasi cenderung satu arah.
4) Sangat bergantung pada kemampuan komunikasi
verbal penyaji (guru).
5) Ceramah yang kurang inspiratif dapat
menurunkan antusiasme peserta.
d. Langkah-langkah Penggunaan Metoda
Ceramah
1) Perencanaan (Plan). Langkah-langkah
perencanaan meliputi:
a) Mempelajari Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dan Standar Isi (SI) dari topik yang akan diajarkan sebagaimana termuat dalam
kurikulum dan silabus.
b) Melakukan studi kepustakaan untuk menyiapkan
bahan ajar yang akan digunakan.
c) Membuat Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran
(RPP) yang meliputi:
(1) Tujuan Pembelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk kompetensi yang diharapakan dapat dikuasai siswa setelah berlangsungnya
proses pembelajaran
(2) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
(3) Metoda Pembelajaran
(4) Alat dan Media Pembelajaran
(5) Evaluasi
(6) Penutup
2) Persiapan (Prepare)
Menyiapkan
fasilitas atau segala sesuatu yang diperlukan untuk kenyamanan proses
pembelajaran, antara lain meliputi:
a) Ruangan, meubelair, posisi duduk siswa,
penerangan, aliran udara dan lain-lain.
b) Alat
dan media pembelajaran, baik yang berupa perangkat lunak maupun perangkat keras
c) Hand
out atau bahan ajar.
3) Penyajian (Present)
Secara
umum penyajian materi terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
a)
Pembukaan; Pengkondisian peserta didik untuk memasuki suasana
belajar, misalnya dengan menyampaikan salam dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
b)
Pengembangan; Penyajian materi secara lisan yang didukung dengan
penggunaan media. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan ceramah
adalah volume suara, intonasi, artikulasi, pandangan (kontak mata), gerak
tubuh, perpindahan posisi dan lain-lain untuk menghidupkan suasana
pembelajaran. Faktor kejutan dalam hal ini diperlukan untuk menarik perhatian
peserta didik (siswa).
c) Evaluasi dan Penutup; Evaluasi
dapat dilakukan dengan tes tertulis kepada semua siswa atau tes lisan kepada
beberapa peserta didik yang dipilih secara acak untuk mengukur keberhasilan
proses pembelajaran. Penutup untuk mengakhiri pembelajaran, misalnya dengan
menyampaikan salam atau ucapan terimakasih.
2. Metoda Tanya Jawab (Question and Answer
Method)
a. Pengertian Metoda Tanya Jawab
Metoda
tanya jawab adalah metoda pembelajaran di mana materi ajar disampaikan dalam
bentuk tanya jawab antara guru dengan siswa dan sesama siswa (Gintigs, 2008:
45). Keberhasilan penggunakan metoda tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran
sangat ditentukan oleh penguasaan teknik atau keterampilan guru dalam
menyampaikan dan menjawab pertanyaan. Terkait dengan teknik menyampaikan dan
menjawab pertanyaan tersebut, terdapat enam kata yang mendasari semua jenis
pertanyaan yang biasa disebut dengan istilah 5W+1H, yaitu:
1) What
(Apa)
2) Why
(Mengapa)
3) When
(Kapan)
4) Where
(Di mana)
5) Who
(Siapa)
6)
How (Bagaimana)
b. Keunggulan Metoda Tanya Jawab
1) Memotivasi siswa untuk mempersiapkan diri dan
mengikuti proses pembelajaran secara aktif
2) Mendorong siswa berfikir kritis dan
memperkaya pemahaman terhadap materi yang diajarkan
3) Dapat digunakan untuk menguji pengetahuan
factual siswa untuk berbagai tingkat kemampuan atau taxonomi untuk semua ranah
terutama ranah kognitif
4) Dapat digunakan sebagai alat motivasi
ekstrinsik yang akan meningkatkan semangat belajar siswa serta ketertarikan
terhadap materi yang diajarkan
5) Dapat digunakan untuk mengarahkan siswa
kepada hasil belajar yang hendak dicapai karena tanya jawab dapat memfokuskan
perhatian siswa kepada materi ppembelajaran
6) Mendorong keterlibatan siswa dalam
pembelajaran
c. Kelemahan Metoda Tanya Jawab
1) Bila terjadi
perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk menyelesaikannya.
2) Tanya jawab
dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan/ materi pembelajaran, hal
ini terjadi jika guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan
siswanya
3) Membutuhkan
waktu lama untuk merangkum materi pembelajaran
4) Tanya jawab
akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada variasi
d. Strategi
Penggunaan Metoda Tanya Jawab
Terdapat beberapa keterampilan yang diperlukan untuk
mensiasati (mengatur strategi) penggunakan metoda tanya jawab agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
1) Phrasing; penggunaan
kalimat tanya yang jelas, singkat, tidak mengaburkan pikiran, dan menggunakan
kata-kata sederhana yang mudah dipahami oleh siswa.
2)
Focusing; memusatkan perhatian siswa ke arah jawaban yang diminta oleh
sang penanya.
3)
Pausing; memberi kesempatan
sejenak kepada siswa untuk menyusun jawabannya.
4)
Reinforcement; memberi reward/penghargaan sebagai motivasi atau
dorongan kepada siswa yang bertanya.
5) Promting; memancing siswa dengan
pertanyaan lain agar terbimbing dalam menemukan jawaban dari pertanyaan
terdahulu. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
-
Menyusun pertanyaan baru dengan maksud yang sama.
-
Menjelaskan pertanyaan dengan contoh-contoh konkrit.
-
Menyederhanakan pertanyaan.
-
Menurunkan tingkat kesukaran dari isi pertanyaan.
6) Probing (pelacakan);
mengajukan pertanyaan yang bersifat melacak, yakni mengikuti respon siswa
kemudian merangsang siswa untuk memikirkan jawaban yang telah mereka ajukan
dengan maksud untuk mengembangkan jawaban terdahulu agar lebih jelas dan
akurat.
3. Metoda Diskusi (Discussion Method)
a. Pengertian Metoda Diskusi
Metoda Diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/
penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para
siswa/ kelompok-kelompok siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah.
b. Manfaat Metoda
Diskusi
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses pembelajara
dengan tujuan untuk:
1) Mendorong
siswa berpikir kritis
2) Mendorong siswa
mengekpresikan pendapatnya secara bebas,
3) Mendorong
siswa menyambungkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama
4) Mendorongf siswa mengambil satu
alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah
berdasarkan pertimbangan yang seksama.
c. Kelebihan Metoda Diskusi (Subroto, 2002: 185)
1)
Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.
2)
Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya
masing-masing.
3)
Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah.
4)
Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para
siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
5)
Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
d. Kelemahan
Metoda Diskusi
1. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan
sebelumnya mengenai bagaimana hasil sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa
dan partisipasi anggota-anggotanya.
2. Suatu diskusi
memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari
sebelumnya.
3.
Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang
menonjol.
4.
Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
5. Diskusi
yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa
dikejar-kejar waktu.
6. Perasaan
dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak
bermanfaat.
- Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya.
- Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya.
9. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar
akan mempengaruhi setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
e. Strategi
Diskusi
Dilihat dari sasaran akhir dan pengaturan peserta,
diskusi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu diskusi tertutup dan diskusi
terbuka (Gintings, 2008: 51).
1)
Diskusi tertutup.
Diskusi tertutup adalah bentuk diskusi yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
-
Bertujuan untuk mencapai hasil akhir yang berupa kesimpulan atau kesepakatan.
-
Pimpinan diskusi memiliki kewenangan untuk mengarahkan; penetapan judul, waktu
siskusi, pembicaraan, dan lalu lintas pembicaraan.
2) Diskusi Terbuka
Diskusi terbuka adalah suatu bentuk diskusi yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
-
Topik di pilih secara demokratis
-
Bersifat memperluas pemahaman dan menggali pengetahuan tentang topik yang
dibicarakan
-
Tidak harus berakhir dengan kesepakatan
-
Pimpinan diskusi berwenang pada lalu lintas dan pengaturan pembicaraan, tetapi
tidak berwenang menentukan topik diskusi.
f. Pengorganisasian
Peserta Diskusi
Ditinjau dari pengorganisasian pesertanya diskusi dapat
dibedakan menjadi tiga macam:
1) Diskusi Umum
Suatu bentuk diskusi di mana semua peserta berada pada
ruangan yang sama untuk membahas topik yang sama pula. Diskusi ini biasa
disebut juga dangan diskusi kelompok besar karena dapat dihadiri oleh peserta
dalam jumlah yang besar.
2) Diskusi Kelompok Kecil
Dikatakan sebagai diskusi kelompok kecil karena
keseluruhan peserta diskusi dibagi kepada kelompok-kelompok kecil untuk
membahas masalah-masalah yang telah ditentukan (sesuai dengan bagiannya
masing-masing). Selanjutnya, hasil diskusi akan dibawa/disampaikan dalam
diskusi pleno.
3) Diskusi Pleno
Diskusi yang dihadiri oleh peserta yang terdiri dari
kelompok-kelompok kecil untuk menyampaikan apa yang telah dibahas pada kelompok
kecilnya masing-masing, sehingga hasil diskusi pleno merupakan rangkuman dari
diskusi kelompok-kelompok kecil.
g. Langkah-langkah
penggunaan Metoda Diskusi dalam Proses Pembelajaran
Metode diskusi dalam belajar memiliki langkah-langkah
sebagai berikut:
1)
Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
2) Dengan pimpinan guru,
siswa membentuk kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/
pencatat, pelapor dan sebagainya (bila perlu), mengatur tempat duduk, ruangan
sarana dan sebagainya.
3) Para siswa berdiskusi di
kelompoknya masing-masing sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke
kelompok yang lain untuk menjaga serta memberi dorongan dan bantuan sepenuhnya
agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif supaya diskusi bejalan dengan
lancar.
4) Kemudian tiap kelompok
diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan
ditanggapi oleh semua siswa (terutama bagi kelompok lain). Guru memberi ulasan
dan menjelaskan tahap-tahap laporan-laporan tersebut.
5) Para siswa mencatat
hasil diskusi tersebut, dan para guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap
kelompok, sesudah siswanya mencatat untuk fail kelas.
4. Metoda Demonstrasi (Demonstration Method)
a. Pengertiian
Metoda Demonstrasi
Istilah lain dari metoda demonstrasi adalah metode
peragaan. Metode Demonstrasi adalah demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2008:
208).
Sagala (2006: 210) menuturkan bahwa metode demonstrasi
dalam pembelajaran adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa
atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat
diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.
Menurutnya metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan
pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal
yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan
kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat
mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes
mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses
mengerjakan atau menggunakan sesuatu, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat
kebenaran sesuatu.
b. Manfaat Metode
Demonstrasi
Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran dapat
memberikan beberapa manfaat psikologis, antara lain sebagai berikut:
1)
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
2)
Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3)
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
c. Kelebihan
Metode Demonstrasi
1)
Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru
sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu,
perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan
tidak kepada yang lainya
2) Dapat membimbing siswa
ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama
3) Dapat mengurangi
kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan,
karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya
4) Tidak memerlukan
keterangan/penjelasan yang banyak karena gerakan dan proses dipertunjukkan
5)
Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas
pada waktu proses demonstrasi.
d. Kelemahan Metoda Demonstrasi
1)
Derajat visibilitasnya kurang, jika peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati
keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang terjadi
perubahan yang tidak terkontrol
2) Memerlukan ala-alat
khusus yang kadang-kadang alat itu sulit didapat
3) Demonstrasi merupakan
metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati
secara seksama
4) Memerlukan pemusatan
perhatian terhadap hal-hal yang didemonstrasikan namun dalam hal ini banyak
diabaikan oleh siswa
5) Tidak semua hal dapatdi
demonstrasikan di kelas.
6) Memerlukan banyak waku
sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat sedikit
7) Kadang-kadang hal yang
didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam
situasi nyata atau sebenarnya
8) Membutuhkan ketelitian
dan kesabaran agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik.
e.
Langkah-langkah Penerapan Metoda Demonstrasi
Penerapan metode demonstrasi dalam belajar dan
pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (Gintings,
2008: 54-56):
1) Langkah
Perencanaan
- Mempelajari
dengan cermat topik yang akan diajarkan dan mencatat bagian-bagian atau
langkah-langkah yang akan dipergunakan
- Membuat
skenario peragaan yang merujuk pada topik pembelajaran, tujuan pembelajaran,
catatan tentang bagian dan langkah-langkah utama yang telah dibuat
sebelumnya
- Mempersiapkan
dan memeriksa kesiapan peralatan serta perlengkapan pendukung lainnya
- Melakukan uji
coba serta menyempurnakan skenario peragaan yang telah dibuat menjadi skenario
akhir yang akan digunakan di kelas.
2) Langkah
Persiapan
- Menyiapkan
skenario peragaan yang telah disempurnakan
- Mempersiapkan
dan memeriksa kesiapan peralatan dan perlengkapan pendukung lainnya
- Mengatur
posisi alat peraga dan mengatur posisi duduk siswa sehingga setiap siswa dapat
melihat setiap langkah peragaan dengan jelas
- Menyampaikan
tujuan peragaan dalam kaitannya dengan topik yang sedang dipelajari dan
menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai melalui peragaan.
3) Langkah
Pelaksanaan
- Meminta kepada
semua siswa untuk memperhatikan dengan seksama apa yang akan diperagakan oleh
guru
- Melaksanakan
langkah dami langkah dengan kecepatan normal tanpa berbicara
- Mengulangi
langkah demi langkah dengan kecepatan yang diperlambat (sub normal) sambil
menyebutkan dan menjelaskan apa yang sedang dikerjakan
- Meminta kepada
siswa untuk menyebutkan urutan langkah demi langkah dalam kecepatan sub normal
dan guru melakukan langkah-langkah sesuai dengan urutan yang disebutkan siswa
- Meminta kepada
siswa untuk melakukan langkah demi langkah dengan kecepatan sub normal sambil
mendeskripsikan setiap langkah yang dilakukannya
- Menginstruksikan
kepada siswa untuk melaksanakan seluruh langkah dengan kecepatan normal tanpa
berbicara.
4) Langkah
Evaluasi dan Penutup
- Mengajukan
sejumlah pertanyaan terkait dengan langkah-langkah yang baru diperagakan
- Meminta komentar
dari siswa lain tentang pelaksanaan langkah-langkah yang baru diperagakan
- Memberikan
koreksi terhadap langkah-langkah atau penjelasan terhadap langkah yang salah
dan meminta siswa yang lin untuk mencoba mengulangi atau memperagakan kembali
- Membuat
kesimpulan atau rangkuman dari peragaan seraya mengakhiri peragaan kepada siswa, misalnya menyampaikan ucapan
terimakasih atas perhatian dan partisipasinya.
5. Metoda Bermain Peran (Role
Playing Method)
a. Pengertian
Metada Bermain Peran
Bermain
peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk
menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk
menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain (Depdikbud, 1964:171).
Melalui
metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi,
dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya teman-temannya sendiri. Dengan
kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah
hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam
kelas.
Proses
belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu
menghayati tokoh yang dikehendaki dan keberhasilan siswa dalam menghayati peran
itu akan menetukan proses pemahaman, penghargaan, serta identifikasi diri
terhadap nilai-nilai yang berkembang: (Hasan,
1996: 266).
Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
metoda bermain peran adalah metoda pembelajaran yang berupa dramatisasi
masalah sosial atau psikologis dengan bermain peran.
b. Manfaat Metode Bermain Peran
Penggunaan
metode bermain peran dalam proses belajar dan pembelajaran dapat memberi
manfaat antara lain sebagai berikut:
1) Memotivasi
siswa untuk lebih memahami kondisi psikologis dan peran sosial dalam kehidupan
bermasyarakat
2) Menarik minat dan
perhatian siswa,
3) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami
emosi, perbedaan pendapat, dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial
anak,
4) Menarik
siswa untuk bertanya,
5) Mengembangkan
kemampuan komusikasi siswa,
6) Melatih
siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.
c. Kelebihan Metoda Bermain Peran
1) Meningkatkan
kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan praktis sehingga mendekati keadaan
sebenarnya
2) Menciptakan
suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
3) Menumbuhkan
semangat bekerja sama
4) Menumbuhkan
kebiasan menerima dan berbagi tanggung jawab dengan sesamanya
5) Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi
6) Melatih
keberanian siswa untuk tampil di hadapan orang banyak
7) Mendorong siswa
untuk mengambil suatu kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri
8) Mendorong siswa
untuk berpikir kritis dan sistematis.
d. Kelemahan
Metode Bermain Peran
1)
Sebagian anak yang tidak ikut bermain menjadi kurang kreatif dan bersikap
apatis.
2)
Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan
pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3)
Memerlukan tempat yang cukup luas
4)
Kegaduhan di kelas yang ditimbulkan oleh suasana bermain peran dapat mengganggu
ketenangan kelas yang lain
5)
Membutuhkan ketekunan, kecermatan, dan waktu cukup lama.
6)
Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri
atau malu.
7)
Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu
kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.
e. Langkah-langkah
Penerapan Metode Bermain Peran
1) Langkah
perencanaan
- Mempelajari
dengan seksama topik yang akan disajikan dan menentukan (mencatat)
bagian-bagian yang akan diperagakan
- Membuat skenario
peragaan dengan merujuk pada topik dan tujuan pembelajaran serta
langkah-langkah utama yang telah ditentukan sebelumnya
2) Langkah
persiapan
- Mempersiapkan dan
memeriksa peralatan pendukung
- Mempersiapkan
skenario simulasi yang telah disempurnakan
- Menjelaskan
kepada siswa (para pemeran) gambaran umum simulasi dalam kaitannya dengan topik
yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai
- Membagiikan skrip
kepada siswa pemeran sesuai dengan perannya masing-masing
- Memberi
kesempatan kepada siswa pemeran untuk bertanya untuk memperjelas pemahamannya
tentang kegiatan simulasi dan peran yang akan dimainkannya
3) Langkah
Pelaksanaan
- Melaksanakan
langkah demi langkah sesuai dengan skenario yang telah dipersiapkan
- Mengendalikan
kegiatan agar berjalaan sesuai dengan skenario
- Membuat catatan
tentang hal-hal yang perlu didiskusikan setelah pertunjukan, hal-hal yang perlu
mendapat pujian, dan hal-hal yang perlu diperbaiki
- Mengulangi
pementasan/pertunjukan dengan menunjuk siswa lain yang belum bermain untuk
menjadi pemerannya (jika waktu mencukupi)
4) Langkah
evaluasi dan penutup
- Ajukan sejumlah
pertanyaan terkait dengan pertunjukan sesuai dengan catatan yang telah dibuat
- Memberikan
kesempatan kepada siswa yang bermain maupun yang tidak turut bermain untuk
mengomentari pertunjukan
- Membuat rangkuman
sesuai tujuan pembelajaran dengan menggali dari komentar dan tanggapan siswa.
6. Metoda
Pembelajaran Praktek
a. Pengertian
Metoda Pembelajaran Praktek
Metode praktek merupakan metode pembelajaran dimana
peserta didik/ siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki
ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari.
Metode ini umumnya dilaksanakan dalam pendidikan kejuruan, pendidikan profesi,
dan diklat (pendidikan dan pelatihan).
Metoda pembelajaran praktek/praktek lapangan dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di lapangan, yang bisa
berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat.
Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar
berdasarkan pengalaman mendorong peserta didik untuk merefleksi atau melihat
kembali pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami.
Selama praktek, peserta didik diharapkan mampu melihat,
mengamati, memahami, membandingkan dan memecahkan suatu masalah saat kegiatan
praktek dilaksanakan.
b. Tujuan
Pembelajaran Praktek
Adapun tujuan pembelajaran praktek adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan
kemampuan peserta didik sesuai kondisi nyata di lapangan.
2) Menambah
wawasan tentang informasi serta melatih pola pikir peserta didik untuk dapat
menggali permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari penyelesaiannya
secara integral komprehensif.
3) Memperluas
wawasan umum peserta didik tentang orientasi pengembangan teknologi di masa
yang akan datang sehingga diharapkan dapat menyadari realitas yang ada antara
teori yang di berikan di kelas dengan tugas yang di hadapi di lapangan.
4) Memberikan
solusi terhadap masalah yang ada saat praktek.
c. Lokasi Pembelajaran
Praktek
Pembelajaran praktek ditinjau dari tempat
pelaknasanaannya dapt dibedakan atas:
1)
Pembelajaran praktek di bengkel atau laboratorium. Pembelajaran ini
terutama digunakan untuk menguji konsep, teori, atau prinsip-prinsip dasar
keilmuan tertentu. Kegiatan pembelajaran berisi percobaan, eksperimen, atau
simulasi teknis nntuk menguji kebenaran konsep, teori, atau prinsip-prinsip
dasar. Pembelajaran praktek di bengkel atau di laboratorium juga
diselenggarakan untuk melatih kompetensi tertentu terutama kompetensi dasar
dalam hal yang disimulasikan (Gintings, 2008: 60).
2)
Pembelajaran Praktek di Lapangan atau Praktek Kerja. Pembelajaran
praktek di lapangan diselenggarakan terutama untuk memberikan kesempatan
peserta didik untuk melatih atau menerapkan kempetensi dasar yang telah dilatih
di sekolah (kelas) dalamsituasi di lapangan.
d. Keunggulan
Metoda Pembelajaran Praktek
1)
Diperolehnya perubahan perilaku ranah psikomotor dalam bentuk ketrampilan
melakukan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesinya kelak
2)
Mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang berbagai teori yang terkait
dengan praktek yang sedang dikerjakannya
3)
Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena pekerjaan yang dilakukan
memberikan tantangan baru baginya.
4)
Meningkatkan kepercayaan diri siswa tentang profesionalisme yang dimilikinya
e. Kelemahan
Metoda Pembelajaran Praktek
1)
Memerlukan persiapan yang matang
2)
Siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapai kompetensi standar yang
diperlukan dilapangan kerja sebenarnya.
3)
Memerlukan biaya yang tinggi untuk pengadaan bahan dan peralatan praktek
4)
Membutuhkan biaya yang tinggi untuk pengoprasian serta pemeliharaan peralatan
praktek
5)
Memerlukan guru yang benar-benar terampil dalam melakukan pekerjaan yang akan
dipraktekkan oleh siswa
f. Langkah-langkah
Penggunaan Metode Pembelajaran Praktek
Langkah-langkah metode pembelajaran praktek tidak berbeda
jauh dari langkah-langkah metode pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya.
Perbedaannya terletak pada masalah teknis yang disebabkan oleh obyek dan ruang
lingkup pelaksanaan yang berbeda. Langkah-langkah pembelajaran praktek di
laboratorium atau bengkel meliputi:
1) Langkah
Perencanaan
- Melakukan anilisis kurikulum dengan mempelajari
keterampilan yang akan diajarkan dengan merujuk pada kurikulum dan lilabus
meliputi standar kompetensi, prosedur kegiatan, dan kondisi yang diperlukan
untuk melatih keterampilan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dan Standar Isi (SI).
- Membuat lembar
kerja yang sedikitnya terdiri dari; tujuan pembelajaran, rangkuman teori,
langkah-langkah kerja, dan evaluasi
- Memeriksa
kesiapan peralatan dan perangkat pendukung lain yang diperlukan
- Melakukan uji
coba dan menyempurnakan lembar kerja yang telah dibuat menjadi lembar kerja
akhir yang akan digunakan
- Membuat panduan
penilaian yang meliputi langkah-langkah kunci yang harus dikerjakan siswa
dengan benar dan hasil-hasil yang harus dicapai siswa
2) Langkah
Persiapan
- Memeriksa kembali
peralatan dan perangkat pendukung yang telah disiapkan
- Menjelaskan
kepada siswa gambaran umum simulasi dalam kaitannya dengan topik yang akan
dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Membagikan lembar
kerja kepada siswa
- Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya guna memperjelas pemahamannya terhadap
kegiatan praktek yang akan dilaksanakan.
3) Langkah
Pelaksanaan
- Menginstruksikan
kepada siswa untuk melaksanakan langkah-langkah kegiatan praktek sesuai dengan
lembar kerja
- Melakukan koreksi
terhadap siswa yang melakukan kesalahan
- Membuat catatan
tentang hal-hal yang perlu didiskusiakan setelah kegiatan praktek
4) Langkah
Evaluasi dan Penutup
- Mengajukan
sejumlah pertanyaan terkait dengan kegiatan praktek yang telah dilaksanakan
sesuai dengan catatan yang telah dibuat selama kegiatan praktek belangsung
- Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan komentar terkait dengan kegiatan
praktek yang telah dilaksanakan
- Membuat rangkuman
sesuai dengan tujuan pembelajaran
Adapun langkah-langkah praktek kerja atau praktek lapangan
meliputi:
1) Langkah
Perencanaan
- Melakukan
anilisis kurikulum dengan mempelajari keterampilan yang akan diajarkan dengan
merujuk pada kurikulum dan lilabus meliputi standar kompetensi, prosedur
kegiatan, dan kondisi yang diperlukan untuk melatih keterampilan yang sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
- Mengidentifikasi
lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan praktek dengan merujuk kepadan hasil
analisis kurikulum
- Membuat buku
panduan pelaksanaan praktek kerja lapangan
- Membuat daftar
distribusi siswa ke beberapa lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan praktek
yang bersedia menerima
- Membuat jadwal
kegiatan praktek kerja lapangan
2) Langkah
Persiapan
- Memperbaiki dan
membuat penyesuaian daftar distribusi siswa praktek kerja dengan lembaga,
perusahaan, atau tempat tujuan praktek
- Menyiapkan
surat-surat dan kelengkapan administrasi lainnya yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan
- Menyelenggarakan
kegiatan pembekalan bagi para siswa yang hendak melaksanakan praktek kerja
lapangan
3) Langkah
Pelaksanaan
- Siswa melakukan
orientasi lapangan di bawah bimbingan instruktur dari lembaga, perusahaan, atau
tempat praktek kerja
- Siswa melakukan
praktek kerja lapangan di bawah bimbingan instruktur dari lembaga, perusahaan,
atau tempat praktek kerja
- Menggali masukan
dari siswa tentang kesulitan maupun kemudahan dalam pelaksanaan praktek kerja
lapangan
- Menggali masukan
dari instrktur perusahaan, lembaga, atau tempat praktek kerja tentang kemajuan
kompetensi siswa dan permasalahannya
- Mengusulkan
kepada lembaga, perusahaan, atau tempat praktek kerja untuk menerbitkan
sertifikat dangan memberikan penjelasan bahwa sertifikat tersebut kelak akan
berguna bagi siswa praktek
4) Langkah
Evaluasi dan Penutup
- Mengumpulkan
laporan praktek kerja dasi semua siswa kerja praktek
- Membuat
catatan-catatan untuk kepentingan perbaikan pelaksanaan kegiatan praktek kerja
lapangan pada waktu yang akan datang
- Memberikan
penilaian terhadap laporan hasil praktek kerja lapangan yang telah dibuat oleh
siswa
- Membuat laporan
penyelenggaraan praktek kerjamlapangan
7. Metoda
Kunjungan Lapangan
a. Pengertian
Metoda Kunjungan Lapangan
Metoda kunjungan lapangan adalah metoda pembelajaran
dengan cara memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengunjungi obyek di
lapangan yang sesuai dengan topik pembelajaran. Kegiatan kunjungan lapangan
diselenggarakan terutama untuk memberikan kesempatan kepada siswa atau
mahasiswa atau peserta diklat melakukan pengamatan kegiatan yang berkaitan
dengan dunia profesinya dalam situasi nyata di lapangan.
b. Keunggulan
Metoda Kunjungan Lapangan
1)
Sangat efektif dalam memperluas wawasan siswa sebagai perubahan perilaku ranah
kognitif tentang bidang pekerjaan sesuai dengan profesinya kelak.
2)
Memperkuat dan memperdalam pemahaman tentang aplikasi berbagai teori dan
praktik yang dipelajari siswa di sekolah.
3)
Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena memperolah gambaran nyata
tentang lapangan pekerjaan.
4)
Memberikan masukan praktis dan baru bagi guru serta sekolah guna meningkatkan
program pembelajaran.
5)
Menjadi sarana hubungan kerjasama yang lebih luas dan saling menguntungkan
antara sekolah dan lembaga yang dikunjungi.
6)
Menjadi sarana promosi sekolah dan tamatan kepada lembaga atau perusahaan yang
bersangkutan.
c. Kelemahan
Metoda Kunjungan Lapangan
1)
Memerlukan biaya relative tinggi untuk transportasi, akomodasi, dan konsumsi
peserta kunjungan lapangan.
2)
Kegiatan di lembaga atau perusahaan sasaran kunjungan lapangan tidak selalu
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3)
Lokasi lembaga atau perusahaan sasaran kunjuungan lapangan yang kurang matang
justru akan mengalihkan tujuan kunjungan lapangan menjadi sekedar wisata tanpa
manfaat yang memadai dari sudut pandang belajar dan pembelajaran.
d. Langkah-langkah
Penggunaan Metoda Kunjungan Lapangan
1) Langkah
Perencanaan
- Melakukan
anilisis kurikulum dengan mempelajari keterampilan yang akan diajarkan dengan
merujuk pada kurikulum dan lilabus meliputi standar kompetensi, prosedur
kegiatan, dan kondisi yang diperlukan untuk melatih keterampilan yang sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
- Mengidentifikasi
lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan kunjungan lapangan dengan merujuk
kepadan hasil analisis kurikulum
- Membuat buku
panduan pelaksanaan kunjungan lapangan
- Membuat format
penilaian kunjungan lapangan
2) Langkah
Persiapan
- Melakukan
pendekatan kepada lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan kunjungan lapangan
- Membuat dan atau
menyesuaikan waktu kunjungan lapangan
- Mempersiapkan
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
- Menyelenggarakan kegiatan pembekalan bagi para siswa
yang hendak melakukan kunjungan lapangan
3) Langkah
Pelaksanaan
- Siswa
melaksanakan kegiatan dengan merujuk kepada buku panduan selama kegiatan
kunjungan lapangan
- Membimbing dan
mengarahkan siswa dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan
- Membuat catatan
tentang hal-hal yang perlu didiskusikan setelah pelaksanaan kegiatan kunjungan
lapangan
4) Langkah
Evaluasi dan Penutup
- Mengumpulkan
laporan dari semua siswa peserta kunjungan lapangan
- Mendiskusikan
hasil kegiatan kunjungan lapangan dengan semua siswa peserta kunjungan sesuai
dengan catatan yang telah dibuat
- Memberikan
penilaian terhadap laporan hasil kunjungan lapangan yang telah dibuat oleh
masing-masing siswa
8. Metoda Proyek
a. Pengertian
Metode proyek adalah metoda pembelajaran dimana siswa
secara individual atau secara kelompok ditugaskan mengerjakan sebuah proyek
dengan menerapkan berbagai kompetensi yang terkait secara terpadu untuk
menghasilakan sebuah produk atau hasil karya yang nyata dan tuntas.
b. Keunggulan
Metoda Proyek
1)
Sangat efektif dalam memfasilitasi aplikasi berbagai kompetensi secara terpadu
dalam kegiatan nyata dan produktif.
2)
Sangat efektif dalam membangkitkan motivasi belajar dan rasa tanggung jawab
dalam diri siswa.
3)
Jika dikerjakan secara kelompok maka siswa akan belajar dan berlatih bekerja
dalam sebuah tim dengan mana mereka berlatih dalam mengembangkan sikap,
pengetahuan, ketrampilan yang diperlukan dalam pembentukan “teamwork,”
c. Kelemahan
Metoda Proyek
1)
Membutuhkan persiapan dan rancangan yang matang.
2)
Membutuhkan keahlian yang memadai dari guru untuk memilih pryek yang sesuai
dengan isi kurikulum.
3)
Dalam beberapa hal metode proyek menuntut konsekuensi biaya yang cukup besar.
4)
Untuk proyek yang menjangkau semua ranah perilaku dan jenjang kompetensi yang
tinggi memerlukan waktu tambahan diluar jadwal pelajaran.
d. Langkah-langkah
Penerapan Metoda Proyek
1) Langkah
Perencanaan
- Melakukan
anilisis kurikulum dengan mempelajari keterampilan yang akan diajarkan dengan
merujuk pada kurikulum dan lilabus meliputi standar kompetensi, prosedur
kegiatan, dan kondisi yang diperlukan untuk melatih keterampilan yang sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
- Mengidentifikasi
sejumlah judul proyek dengan merujuk kepada hasil analisis kurikulum
- Membuat buku
panduan pelaksanaan tugas proyek
- Membuat daftar
kelompok dan pembagian tugas proyeknya
- Membuat jadwal
pelaksanaan tugas proyek
2) Langkah
Persiapan
- Menjelaskan
kepada siswa gambaran umum tugas proyek dan kaitannya dengan topik yang
dipelajari serta tujuan yang akan dicapai
- Memberi keempatan
kepada siswa untuk bertanya guna memperjelas pemahamannya tentang tugas proyek
yang akan dilaksnakan
3) Langkah
Pelaksanaan
- Siswa
melaksanakan kegiatan proyek sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat
dengan mengacu kepada buku panduan yang telah dibagikan sebelumnya
- Siswa dapat
berkonsultasi kepada guru dalam memecahkan masalah yang timbul selama
pelaksanaan kegiatan proyek
4) Langkah
Evaluasi dan Penutup
- Menyelenggarakan
seminar kecil untuk memberi kesempatan kepada siswa mempresentasikan tugas
proyeknya
- Memberi penilaian
terhadap pelaksanaan, hasil, dan penyajian tugas proyek.
9. Metoda Tutorial
a. Pengertian
Metoda Tutorial
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan
oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.
Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar,
metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat
dalam kerja kelompok.
Menurut Gintings (2008: 79-80) metode ini sangat cocok
diterapkan dalam model pembelajaran mandiri seperti pada pembelajaran jarak
jauh di mana siswa terlebih dahulu diberi modul untuk dipelajari.
b. Keunggulan
Metode Tutorial
1)
Siswa memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan
spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula.
2)
Seorang siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya
sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh kecepatan bel;ajar siswa yang lain.
c. Kelemahan
Metode Tutorial
1)
Sulit dilaksanakan pembelajaran klasikal karena guru harus melayani siswa dalam
jumlah yang banyak.
2)
Jika tetap dilaksanakan, diperlukan teknik mengajar dalam tim atau “team
teaching” dengan pembagian tugas di antara anggota tim.
3)
Apabila tutorial ini dilaksanakan, untuk melayani siswa dalam jumlah yang
banyak, diperlukan kesabaran dan keluasan pemahamann guru tentang materi
pembelajaran.
d. Langkah-langkah Metoda Pembelajaran Tutorial
1) Langkah
Perencanaan
- Mempelajari modul
dan mengidentifikasi bagian-bagian yang sulit
- Menyusun strategi
bimbingan
2) Langkah
Persiapan
- Menyiapkan bahan ajar tambahan
- Menyiapkan
soal-soal sederhana sebagai jembatan untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit
3) Langkah
Pelaksanaan
- Mengidentifikasi
siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami modul yang telah diberikan
berikut bagian-bagian yang sulit dipahami
- Laksanakan
tutorial dengan menggunakan langkah-langkah yang telah dipersiapkan lebih
dahulu
4) Langkah
Evaluasi dan Penutup
- Melakiukan tanya
jawab ntuk meyakinkan bahwa siswa yang bersangkutan telah dapat mengatasi
kesulitan belajarnya dan memahami materi pembelajaran yang dipelajari
- Memberikan tugas
mandiri, termasuk mempelajari tugas tambahan dengan tujuan memantaapkan dan
memperluas pemahaman siswa yang bersangkutan tentang materi yang
dipelajari.
10. Metode Andragogi
a. Pengertian
Metoda Andragogi
Secara etimologis andragogi mempunyai ati membimbing.
Dalam pengertian yang lebih luas andragogi adalah seni dan ilmu dalam membantu
peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Jadi andragogi berbeda dengan
pedagogi yang merupakan seni mengajarkan pengetauan kepada anak-anak.
b. Pandangan
Andragogi tentang Pendidikan
Menurut pandangan andragogi, setiap pendidikan harus
mampu membantu peserta didik dalam :
1)
Menciptakan suasana belajar yang kondusif melalui kerjasama dalam merencanakan
program pembelajaran
2)
Menemukan kebutuhan belajar
3)
Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar
4)
Merancang pola belajar dalam sejumlah pegalaman belajar untuk peserta didik
5)
Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode teknik dan sarana
belajar yang tepat
6)
Menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
c. Asumsi-asumsi
dalam Metoda Andragogi
Diasumsikan bahwa orang dewasa berbeda dengan anak-anak
dalam cara mereka belajar dan cara mereka bersikap karena:
1)
Orang dewasa ke dalam kelas membawa gaya kognitif mereka sendiri yang telah
terbentuk sebelumnya
2)
Orang dewasa telah memiliki kebiasaan belajar sendiri yang telah terbentuk
melalui pengalaman belajar sebelumnya
3)
Orang dewasa telah memiliki sikap dan perasaan yang telah terbentuk dan tidak
mudah diubah
4)
Orang dewasa secara fisik memiliki keterbatasan dalam daya tahan, mobilitas dan
konsentrasi.
Sudjana (2000: 63-66) mengajukan sejumlah asumsi yang
digunakan dalam menerapkan metode andragogi, yaitu orang dewasa :
- Mempunyai konsep diri
- Mempunyai akumulasi pengalaman
- Mempunyai kesiapan untuk belajar
- Berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
- Memiliki kemampuan untuk belajar
D. MEMILIH METODA
PEMBELAJARAN
Memilih dan menentukan metoda pembelajaran untuk suatu
kegiatan belajar dan pembelajaran hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1)
Tidak ada satupun metode yang paling unggul karena semua memiliki karakteristik
yang berbeda, dan memiliki kelemahan dan keunggulan
2)
Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi tertentu dan
tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya.
3)
Setiap kompetensi mempunyai karakteristik yang umum maupun yang spesifik sehingga
pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan suatu metode yang mungkin tidak sama
dengan kompetensi yang lain
4)
Setiap siswa memiliki sensifitas berbeda terhadap metode pembelajaran
5)
Setiap siswa memiliki bekal perilaku berbeda serta tingkat kecerdasan yang
berbeda pula
6)
Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda
7)
Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap
8)
Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam menerapkan suatu
metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Gintings,
Abdorrakhman, 2008, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung:
Humaniora.
Depdikbud,
1999, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta : Depdikbud.
Hasan
S.N., 1996, Pendidikan ilmu-ilmu sosial
buku 1 dan 2, Bandung: UPI.
Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran.
Jakarta
: Alfabeta.
Syah,
Muhibbin, 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Subroto, Surya. 2002. Proses Belajar Mengajar Di
Sekolah. Jakarta: PT. Ardi Mahatya.
Sudjana, H.D., 2000, Strategi Pembelajaran,
Bandung: Falah Production
Tardif,
Richard, 1987, The Penguin Macquarie Dictionary of Australian Education,
Ringwood Victoria: Penguin Books Australia Ltd.
Jika ingin mengunduh file silahkan klik disini
0 komentar:
Posting Komentar